Minggu, 23 Maret 2014

Perjumpaan ku dengan Prof. Umar Anggara Jenie.

Langkah-langkah kecil ini akan terus berjalan….
Mencari jejak, mencari hakikat kehidupan,,,,
Kali ini, aku bersama 4 ikhwan Jama’ah Shalahudin mengunjungin kediaman Prof. Umar Anggara Jenie. Awalnya aku berpikir aku akan pulang, karena aku akhwat sendiri. Tapi Alhamdulillah aku masih diberi kesempatan untuk berkunjung ke rumah beliau dan mendengarkan cerita-cerita beliau yang menurut ku itu sangat bermanfaat sekali.
Beliau adalah mantan Ketua LIPI dan sekaligus menjadi Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada. Benar kata teman ku, seorang yang bergelar professor pasti sangat memiliki banyak pengetahuan. Pengetahuan yang sangat luas dan beragam.
Diawali dengan pembahasan tentang politik. Ya perlu diakui, dalam perjalanan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini merupakan tahun politik, entah, kata orang aka nada pesta demokrasi, ada yang bilang juga ini merupakan tahun mencekam. Mendengar cerita dari seorang teman, yang memberikan peringatan untuk pulang malam-malam berhati-hati. Suasana yang menegangkan mulai kerasa, mendekati tanggal 9 April 2014 (yang akan dilakukan pemilihan legislative). Terdengar sebuah kabar yang mengatakan ada seorang pemuda dipepet di tengah jalan, lalu ditanya “Partai apa yang akan kamu pilih?” belum sempat pemuda itu menjawab, nyawanya sudah tiada lagi. Entah benar atau tidak kabar itu aku masih belum tau. Tapi ya aku memang harus berhati-hati.
Kembali lagi, di kediaman beliau, beliau mengatakan : “Saya akan memilih berdasarkan sejarah saya,” . yang dimaksudkan beliau di sini à Perjalanan beliau lebih dahulu ada di dunia ini, beliau telah mengalami masa orde baru, reformasi, krisis moneter tahun 1998. Ini quotes yang aku dapat dari beliau (mungkin tidak sama persis dengan apa yang diucapkan, tetapi kurang lebih makna nya sama) àSejarah orang akan berbeda-beda, sejarah merupakan perjalan hidup, dimana tergantung siapa orang yang bertemu dengannya.” Ya, tentu, setiap orang memiliki sejarah yang berbeda karena setiap orang akan bertemu dengan orang-orang yang berbeda pula.
Memilih legislative akan segera kita lakukan (untuk masyarakat yang tercantum dalam Pemilih Tetap). Hhhhhhmmmm (melegakkan napas). Ilmu yang ku dapat dari beliau, mungkin benar atau memang benar bahwa siapa yang akan kita pilih nantinya adalah orang-orang yang belum kita kenal. Lalu bagaimana kita mengetahui dia berhak dipilih atau tidak??? Pertanyaan yang sering ku temui di tengah teman-teman ku (status ku kini adalah seorang mahasiswi). Dan memang benar, memilih calon legislative tidaklah mudah. Karena kita tidak benar-benar tahu atau bahkan sama sekali tidak mengetahui latar belakang dirinya. Yang kita tahu hanyalah dia berasal dari partai mana. Kita dapat mencari informasi tentang partai yang mengusungnya. Caleg itu milih nama, maka renungkan partainya jika kau benar-benar tak mengetahui caleg tersebut.
Memilih atau golput (Golongan Putih à sekelompok orang yang memutuskan untuk tidak memilih)? Itu adalah pilihan. Setiap pribadi punya hak yang sama sebagai warga Negara Indonesia. Tetapi sangat disayangkan jika kita ikut golput. Pemerintahan 5 tahun ke depan ada didepan mata kita. Apa yang terjadi kedepan mungkin tidak hanya 5 tahun depan saja, itu tergantung dari sekarang. Mari memilih dengan cerdas, memilih dengan bijak, atau mau Indonesia menjadi boneka yang mudah diperbudak lagi ??? Golput bukan menjadi sebuah solusi dari ketidakpercayaan kita kepada pemerintah. Kita harus mendewasakan diri, dan juga mendewasakan orang lain. Ini pilihan, kamu mau memilih yang mana ?
Ada lagi ilmu yang kudapati dari beliau à “Memilih lah orang yang ideal dan potensial. Atau jika memang benar-benar tidak ada orang yang ideal maka memilih lah orang yang potensial dan mendekati ideal. Jangan hanya memilih orang yang potensial tetapi sama sekali tidak ideal.” Kembali lagi dikaji, memilihlah pemimpin yang dia ketika menjadi pemimpin, dia akan tunduk dan taat kepada bangsa bukan tunduk dan taat kepada partai. Hhhmmm (melegakan napas). Benar pemikiran beliau. Karena jika kita salah memilih maka bangsa kita akan terjerat dan yang diuntungkan hanya partai tertentu. Menurut beliau tokoh yang potensial dan ideal adalah Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, kita pernah memiliki tokoh potensial dan ideal (atau bagai beberapa mendekati ideal) yaitu B. J. Habibi dan Amin Rais.
Karena di sini aku datang sebagai bagian Jama’ah Shalahudin, maka kemudian pertanyaan berlanjut dengan 2 Ormas besar di Indonesia untuk kaum Islam yaitu NU dan Muhammadiyah. Banyak sekali partai yang berlatarbelakang Islam, tetapi kenapa sebagian dari mereka malah malu untuk mengakuinya? Hingga akhirnya lebih ingin dikenal dengan partai yang demokratis. Teringat uangkapan beliau, “Yang baik seharusnya yang banyak, tetapi demokrasi bukan lah seperti itu. Yang banyak lah yang menang.” Dua ormas besar itu. Seharusnya kita bersyukur, karena ada 2 ormas besar yang diakui di Indonesia, dia organisasi non partai, dan dia organisasi non pemerintah (di sini bukan berarti organisasi melawan pemerintah). Banyak orang intelektual dari mereka, lalu kemanakah mereka??? Ya, itu hak nya mereka ketika lebih memilih sebagai orang yang akademisi daripada terjun ke pemerintahan atau cenderung ke arah politik.
Prof Umar dulu pernah diutus oleh Bung Hatta untuk melakukan kajian hingga penelitian. Dan kini beliau melakukan penelitian dan telah melakukan tafsir Al-Qur’an 30 Jus. Tidak hanya itu, di tahun 2008, beliau memulai untuk melakukan tafsir ilmi. Banyak sekali buku-buku yang ada di ruang tamu beliau. Tafsir ilmi beliau antara lain tentang penciptaan jagadraya, penciptaan tatasurya, waktu, dll. Al-Qur’an telah menyampaikan banyak sekali informasi, yang disampaikan secara halus.
Lalu kini secara general kembali, kenapa media Indonesia tak pernah mengungkapkan prestasi tersebut? Buku yang ditunjukkan kepada kami akan dibuat dalam versi Indonesia. Sungguh sangat disayangkan ketika yang muncul didalam media hanya lah orang-orang yang melakukan pencitraan. Padahal di Indonesia banyak tokoh-tokoh yang menuai prestasi.
Terbesit kata seorang ikhwan, “apakah kita sudah tak punya harapan kepada pemerintah kita prof??”. Beliau menyampaikan pesan bahwa, jangan lah kita tidak punya harapan. Harapan akan selalu ada. Ingat selalu ada. Ingat kita tidak harus selalu membantu mengembangkan Indonesia lewat pemerintah, kita bisa membantu mengembangkan Indonesia lewat jalur akademis.
Ingat golput itu bukan suatu hal menyelesaikan masalah. Itu memang pilihan. Lalu jika kita tidak golput kita memilih siapa?? Ya carilah tokoh potensial dan ideal atau tokoh potensial mendekati ideal. Lalu siapakah dia?? Inilah yang seharusnya kita cari, kaji bersama.
Who is He??

Mungkin tulisan di atas tidak benar-benar mewakili perjumpaan ku dengan beliau, karena banyak sekali hal yang belum tertuliskan, tapi semoga tulisan ini menjadi bermanfaat… dan sungguh hari ini mendapat ilmu yang bermanfaat dari beliau. J
Langkah-langkah kecil ini akan terus berjalan hingga raga ini akan tenggelam didalam bumi.
Semoga langkah ini akan terus bermanfaat tak hanya untuk ku, tapi untuk orang disekitar ku.

ANSD_171295

4 komentar:

  1. serem banget ya kalo ada sampe bunuh-bunuhan gitu gara-gara nggak milih partai yang sama. tapi mungkin juga pertanyaan itu sebenernya ditujukan oleh penjambret biasa :v
    banyak banget ya yang didapet dari prof. umar. aku juga baru dapet kemaren nih dibilangin mba wardah. isinya kurang lebih, "berbuat baik itu benar, tapi tidak ada artinya kalau tidak kita lakukan secara kolektif" CMIIW
    ayoo terus semangat mengajak kepada kebaikan!
    itu salah satu alasan kenapa kita mau terus bertahan di bem bukan? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah itu bisa jadi mas,,,,
      tapi ya entah lah mas,,,
      itu pun belum diketahui kabar nya mas,,,,

      hu.umb mas,,, bermanfaat bgt lah kesana,,,

      hahahha iya kah mas???
      maybe yes maybe no :D

      Hapus
  2. Yup, ormas besar yang jika saja mereka mau bergabung membentuk poros islam, bukan tidak mungkin lagi jika islam akan kembali bersatu di Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas,,,
      bahkan kemarin sempat di bahas,,,
      kenapa partai Islam ndak berani untuk berdiri sendiri??
      banyak deh mas,,,
      tapi ndak aku tuliskan di sini,,,
      aku takutnya ada pihak-pihak yang tersinggung,,,
      tapi ini aku nulis gambaran umum bahwa kita harus milih

      Hapus