Setelah after 4 tahun vakum upload tulisan di blog,
Boleh lah aku upload tulisan lama dulu yang tersimpan didalam kenangan.
Puisi yang ku persembahkan untuk para penduduk hebat di Pala Pasang dengan perjuangannya.
SEKAYAM
Sungai ini adalah saksi perjalanan kami
Membentang sebagai penghubung desa ke desa dengan
kota
Ya kota, kami menyebutnya sebagai kota Entikong
Sebuah kecamatan kecil di Garda Depan Pertiwi ini
Keringat,
darah hingga nyawa pun menyatu di sini
Menyatu
dengan kedamaian dan ketenangan alam
Menyatu
dengan sebuah perjuangan demi penghidupan
Menyatu
dengan sebuah pertahanan untuk perlawanan
Tahukah kawan?
Kami di sini masih bertahan,
Masih bertahan dengan gethek dan sampan
Ketika kau di sana sudah mampu berduduk manis di
empuknya jok dalam hujan
Tahukah
kawan ?
Kami
di sini melawan arus,
Melawan
riam, melawan ombak
Hanya
untuk mencari segelas susu
Duduk diam berjam – jam bertahan saat sang Sekayam
sedang tenang
Atau berdiri berjuang dengan setongkat bambu untuk
melawan arus dalam riam
Oooh tak hanya itu, kami turun dan berjalan melawan runcingnya
bebatuan
Dan bahkan kami pun mendorong dan mengangkat sampan
ini saat Sekayam surut
Hai
kawan, apakah kau mampu seperti kami?
Berteman,
bersahabat dan menaklukan Sekayam
Ketika
kau disana bermanja manis dengan mewahnya dunia
Sebuah
kemewahan yang juga hak kami tapi belum mampu kami genggam
Yogyakarta,
12 Juni 2016
ANSD_171295
Tidak ada komentar:
Posting Komentar