Aku
masih belum menyangka jika hal ini terjadi,
Walau
sudah sebulan lebih peristiwa ini berlalu,
Tetapi
aku masih menunggu mu,
Layaknya
aku yang selalu menunggu mu di Bandara Adi Sucipto.
Hangatnya
matahari Jogja menyambut mu,
Bergendongkan
ransel, berkaca mata hitam itulah gaya mu,
Kita
berpeluk mesra melepas rindu yang tertahan,
Warung
pojok bandara itu menjadi saksi kita.
Ku menunggu
kepulangan mu di Bandara Adi Sucipto,
Dari
perjalanan pengabdian mu pada negeri ini,
Kau
harus meninggalkan kami disini,
Dan
itulah resiko ku menjadi putri seorang prajurit.
Kini,
Ketika
aku berada di depan Bandara ini,
Kau
pun tak akan tampak di pelupuk mata,
Padahal
kau telah pulang.
Maafkan
aku jika mata ini masih menghujani pipi,
Walau
kau telah pulang tapi rindu pun bertambah,
Karena
kepulangan mu saat ini adalah kepergian bagi ku,
Kepergian
mu yang tak akan kembali.
Jogjakarta, 31 Desember 2016
ANSD_171295