Kamis, 24 Maret 2016

Tipe Orang Bermuka Dua

Oke... 
Hari ini aku akan bercerita tentang pengalaman pribadi dan dari segi pandangan pribadi.... 

Yang pertama cerita hari ini mengingatkan ku akan sebuah drama 49 Days... 
Inti dari drama itu adalah mencari 3 orang yang mengeluarkan air matanya secara tulus. Tiga orang ini nih tidak boleh dari keluarga sendiri. 

Jadi kepikiran, kira - kira ada ndak ya tiga orang yang akan memberikan air mata tulus dan murni untuk ku ? 
Dari drama korea itu juga diceritain klau tokoh utama nya itu udah berbuat baik sama banyak orang. 
Dan demi melanjutkan hidupnya dia harus mencari tiga orang tersebut, dia berpikir dia akan mudah menemukan tiga orang tersebut karena banyak yang sayang sama dia selama hidup. 
Tapi ternyata setelah dia masuk ke arwah orang lain dan berusaha mencari, dia hampir hilang harapan dan hampir putus asa. 

Entah dari drama itu aku jadi kepikiran tentang tipe - tipe orang. tapi untuk kali ini aku akan menceritakan TIPE ORANG BERMUKA DUA
Well... yang nama nya kehidupan itu seperti roda berputar akan ada kalanya kita di atas dan ada kalanya kita dibawah... 
Dan dari sini aku belajar tentang apa yang namanya Maksud dan Tujuan. 
Setiap orang hidup pasti punya maksud dan tujuan karena dengan cara itulah kita mampu bertahan hidup. 
Seseorang pernah bilang ke aku "Jadi orang jangan terlalu baik. Jadi orang jangan lembek."
Aku hanya mau bilang, kalau orang baik itu bukan lembek kok.
Orang baik itu sedang berusaha mengikuti hati nya. 
Hati kecilnya. Karena secara alamiah beberapa orang bisa memiliki cara berpikir yang sama. 
Cara berpikir masih dikontrol oleh otak. Tapi sikap, tindak, tanduk seseorang belum tentu sama karena hati dan lingkungan yang menjaga hati mereka berbeda. 
Lalu apa semua orang baik itu bermuka dua ?
Mungkin bisa jadi iya bisa jadi tidak. 
Tapi aku selalu tau pasti bahwa setiap orang mempunyai maksud dan tujuan dan tidak semua maksud dan tujuan itu negatif lhooo. Masih ada orang dari jutaan orang di dunia ini yang punya maksud dari hati yang tulus kok. Lalu bagaimana kita bisa tahu dia tulus atau ndak ? 

Langkah Pertama 
Hal yang menjadi dasar apakah kita dapat mengetahui dia bermuka dua atau tidak adalah tetap berbuat baik. Ikuti saja kata hati mu. 
Kau akan tau bahwa sekitar mu akan bersikap biasa saja dan bersikap baik pada mu. 
Maka pada langkah ini ikutilah alur yang mengalir yaitu bersikap baik dan biasa saja. 

Langkah Ke Dua 
Ketika ada kondisi dimana kalian bersama - sama dalam kondisi yang sama. Maka dari sini akan ada dua macam kondisi. Tuhan menciptakan segala sesuatunya berpasangan termasuk dengan maksud dan tujuan. Bisa jadi kita akan dipertemukan dengan tujuan yang sama dalam kondisi bahagia atau dalam kondisi sangat terdesak. Pada kondisi ketika tujuan yang sama bahagia maka saat inilah nikmati masa bersama - sama karena akan berujung bahagia. Tetapi jika punya tujuan yang bersamaan secara mendesak maka akan ada dua perilaku manusia yaitu perilaku didominasi dengan hati dan perilaku yang didominasi dengan otak. Percaya atau tidak setiap keadaan mendesak harus ada yang dikorbankan walau itu hanya sekedar perasaan. Dari langkah ini kita bisa mempelajari apakah orang itu bermuka dua atau tidak. Di sini kita harus berhati - hati!!! (Boleh memasang kuda - kuda... hehehehe)

Langkah Ke Tiga 
Hati - hati saja tidak cukup kadang kita butuh jatuh terjurang untuk mengetahui bagaimana proses mendaki dan sampai dengan selamat ke atas dan siapa yang akan tetap ada disamping dan menemani, mendukung, serta menolong kita. 
Langkah ini merupakan langkah pengujian. Pada langkah ini tetap lakukan langkah pertama yaitu tetap bersikap baik dan biarlah mengalir apa adanya. Jika hati mu sudah ragu akan kebaikan seseorang maka mulai lah berhati - hati dengan dirimu sendiri. Kenapa ? Karena yang dapat mengontrol diri kita sendiri ya cuman diri sendiri. Percaya boleh, tapi jika dikecewakan segera bangkitlah!
Orang yang berbaik di depan mu, dan kemudian didepan orang lain dia mengatakan hal yang berbeda atau minimal dia hanya diam ketika kondisi mendesak dan berpotensi pada hal yang merugikan, maka itulah ciri tanda - tanda orang bermuka dua. Berhati - hatilah dengan orang semacam ini. Karena dia bisa merugikan kamu lebih besar daripada orang yang selalu frontal (bersikap apa adanya walau menyakitkan) di depan kamu. 

Langkah Ke Empat
Pada langkah ini, saat langkah ketiga sudah mulai terdeksi maka lihat lah orang yang melakukan itu kepada mu. Jika dia orang yang berhubunga dengan mu tapi secara batin tidak dekat maka menjauhlah segera. Tetapi ingat tetap lah berbuat baik, "baik yang cerdik". Karena setelah mengetahui jika sikap dan perbuatan seseorang bermuka dua, kita perlu berbuat baik dan berhati - hati. Bukan maksud hati untuk su'udzon tapi hidup perlu hati - hati. Inilah fungsi dari pelajaran kehidupan. Dan jika yang melakukan itu adalah orang yang berhubungan batin dan jarak yang dekat (sahabat atau teman baik) maka mulailah menjaga jarak dalam tingkah mu sendiri, karena orang ini lebih menyakitkan dari pada orang sebelumnya. Keterdekatan kalian akan membuat kalian sering berinteraksi. Dalam hal ini cobalah untuk mengurangi intensitas menyampaikan maksud dan tujuan. Ingat egois perlu untuk mempertahankan diri sendiri dalam kondisi ketika kita tahu bahwa diri ini benar. Tetapi mengontrol egois kita juga penting karena hidup ini tak lepas dari berhubungan dengan orang lain. Yang terakhir jika yang bermuka dua adalah keluarga sendiri maka keluarlah, hang-out lah bersama dan duduk lah bareng bersama. Karena saat hal ini terjadi di keluarga sendiri maka yang dibutuhkan adalah saling berbicara dan mendengarkan. 

Cukup sekian analisis pribadi dari ku. 
Aku hanya sedang ingin menuangkan pengalaman pribadi ku bertemu dengan orang seperti ini. 
Dan menurut ku "Tetaplah berbuat baik, walau itu terkadang menyakitkan. Tapi kita tidak selamanya harus berbuat baik dengan cara mengorbankan diri kita sendiri. Karena orang yang disekitar kita semuanya hanya bersifat sementara, maka bersikap baiklah di awal dan kau akan tau suatu hari nanti dia seperti apa dan bagaimana. Hari itulah yang akan menentukan sikap mu sesungguhnya."

ANSD_171295